Sabtu, 08 Februari 2025 - Fakultas Pertanian Universitas Andalas
08 Februari 2025 In News

Selamat dan Sukses kepada seluruh Wisudawan dan Wisudawati Faperta Unand Program Sarjana, Magister dan Doktor Pada Wisuda Fakultas Pertanian Universitas Andalas pada tanggal 8 Januari tahun 2025 ini. Pada acara wisuda hari ini, jumlah wisudawan, wisudawati yang di wisuda sebanyak 70 Orang dari prodi S1, 6 Orang dari Prodi Magister S2, 2 Orang dari Prodi S3 Ilmu Pertanian, Sehingga total yang diwisuda pada hari ini berjumlah 78 orang. Pada kesempatan Wisuda I pada hari ini Dekan Fakultas Pertanian Universitas Andalas (Prof. Dr. Ir. Indra Dwipa, MS) memberikan sambutan yang meriah kepada seluruah audiens, berikut sambuta dari Dekan Faperta Unand.

Pada awal tahun 2025 ini, keadaan geopolitik dunia agak sedikit panas karena Donald Trump, presiden Amerika Serikat yang baru dilantik tanggal 20 Januari lalu sudah mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversi dimulai dari ingin merebut Greenland dari Amerika Serikat, merebut terusan panama dan menaikkan pajak bagi Produk Kanada, Meksiko dan negara yang dianggap musuh utama bagi Trump yaitu China.

Secara umum, kita menganggap hal ini biasa-biasa saja namun ketika kita piker lebih panjang kebijakan kontroversial ini akan berdampak terhadap Indonesia.

Mungkin kita bertanya-tanya, apa dampaknya terhadap negara kita?

Bapak/ Ibu orang tua wisudawan/ wisudawati beserta wisudawan/ wisudawati yang berbahagia

Kita tahu bahwa China saat ini merupakan negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Dan di semua lini baik dari manufaktor dan teknologi, china sudah bisa menyaingi negara barat sehingga mereka juga butuh pangsa psar untuk menjual produk mereka.

Ketika diberlakukan bea masuk yang tinggi ini, maka pemerintah china mau tidak mau memutar otak agar produk mereka tetap terjual sehingga mereka akan mengalihkan produk mereka ke negara-negara potensial dengan jumlah penduduknya yang baik dan salah satu yang paling potensi adalah Indonesia.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk sekitar 280 juta. Jumlah penduduk yang besar ini menyebabkan kita akan membutuhkan barang-barang untuk kebutuhan sehari-hari kita.

Namun, kita bertanya lagi apa hubungannya dengan pertanian?

Bapak/ Ibu orang tua wisudawan/ wisudawati beserta wisudawan/ wisudawati yang berbahagia

Kita tahu bahwa banyak komoditi pertanian mulai dari buah-buahan yang kita impor dari china seperti jeruk, kentang dan banyak hasil pertanian lainnya.

Namun ada hal yang menarik dalam 1 bulan terakhir yaitu China sudah mulai bisa memproduksi durian, daerah khas tropis yang biasanya diproduksi oleh negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Negeri Tirai Bambu ini juga serius berinvestasi dalam pengembangan varietas durian. Profesor Meng Lei dari Universitas Hainan menyatakan bahwa lembaga penelitian, universitas, dan perusahaan di Hainan sedang aktif mengembangkan varietas baru.

Selain meningkatkan kualitas buah dan produktivitas, para peneliti fokus pada menciptakan varietas tahan dingin untuk memungkinkan budidaya di wilayah dengan garis lintang lebih tinggi. Akademi Ilmu Pengetahuan Pertanian Tropis Tiongkok bahkan telah menguji coba varietas ini di provinsi Guangxi dan Sichuan.

Sebagai bagian dari strategi peningkatan kualitas, beberapa petani di Hainan telah mengimpor bibit durian dari Malaysia, termasuk varietas premium seperti Musang King dan Black Thorn.

Ekspansi besar-besaran produksi durian di China ini tentu menjadi ancaman nyata bagi negara-negara produsen durian tradisional di Asia Tenggara, seperti Thailand, Vietnam, dan tak terkecuali Indonesia.

Untuk itu, perlu adanya peningkatan daya saing produk durian, baik dari segi kualitas maupun efisiensi produksi.

Ananda mahasiswa yang berbahagia,

Berdasarkan pemaparan tadi, ananda sebagai generasi penerus bangsa mau tidak mau harus siap bersaing dengan negara-negara seperti China yang sekarang sudah merajai disemua lini bidang. Jika ananda tidak mau bekerja keras, maka bangsa ini kedepannya akan terus menjadi bangsa konsumen dan terus menjadi pasar bagi bangsa asing untuk menjual produk mereka.

20-30 tahun lagi, estafet kepemimpinan bangsa ini berada pada tangan ananda-ananda semua. Untuk itu, ananda semua harus menyiapkan bekal dari sekarang untuk bersaing dengan negara-negara maju lainnya saat ini. Tengoklah China 50 tahun yang lalu, negara tersebut pada waktu itu masih dianggap negara miskin dan liatlah sekarang, menjadi negara raksasa superpower yang bisa menggoyang hegemoni amerika serikat.

Saya yakin ananda semua juga bisa. Gunakanlah ilmu-ilmu  yang ananda semua dapatkan di Fakultas Pertanian selama ananda studi selama ini bagi kemajuan bangsa kita. Semoga cita-cita Indonesia emas pada tahun 2045, waktu ananda semua saat ini berada pada usia emas bisa terwujud. Aaamiin Yaa rabbal’alamiiin.

Wisudawan/ wisudawati beserta wisudawan/ wisudawati yang berbahagia

Saya tidak bosan-bosannya selalu mengingkatkan di acara wisuda bahwa salah satu tuntutan dalam dunia yang terdigitalisasi saat ini adalah lulusan yang bisa mengaplikasikan teknologi digital atau IT dan bahasa inggris karena kedua soft skill ini penting untuk menjawab tantangan lulusan yang berdaya saing global kedepannya.

Bapak/Ibu Orang tua beserta wisudawan/i yang berbahagia

Terakhir dalam sambutan saya ini, Diharapkan ananda semua, setelah mendapatkan pekerjaan nanti bisa melapor kepada pihak Fakultas agar bisa didata untuk data di Fakultas Kita Fakultas dan Universitas.

 

Demikian yang dapat saya sampaikan, sekali lagi kami mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan keluarga. Selamat mengejar prestasi dan berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara, dan mohon kiranya dapat menjaga nama baik almamater Jangan lupa Profesionalitas dan integritas anda dalam pekerjaan akan turut mengharumkan nama almamater kita, Fakultas Pertanian dan Universitas Andalas.


Selalu ingat bahwa, kita sebagai bagian dari keluarga Fakultas Pertanian Universitas Andalas harus selalu berkontribusi dalam pembangunan nasional sesuai dengan slogan Kampus kita yaitu “Untuk Kedjajaan Bangsa”.