Selamat Datang Mahasiswa Baru Fakultas Pertanian Universitas Andalas di Kampus Hijau, Kampus terbaik di Pulau Sumatera

Kampus penghasil generasi Emas penyumbang Kedjajaan Bangsa

Padang, 09 Agustus 2024, Fakultas Pertanian Universitas Andalas menggelar kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Bimbingan Aktivitas Kemahasiswaan dalam Tradisi Ilmiah (BAKTI) Tahun 2024 yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa baru Faperta dan Staf Dosen Faperta Unand. Pada kegiatan PKKMB ini, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Andalas Bapak Dr. Ir. Indra Dwipa, MS, menyampaikan pesan dan kesan nya kepada seluruh Maba Faperta Unand Tahun 2024.

Ananda semua, ananda baru saja memasuki tahap penting dalam kehidupan ananda. Ananda baru saja melepaskan masa sekolah, masa yang penuh kenangan. Karena masa yang indah adalah masa-masa di sekolah. Anda semua adalah anak-anak muda terpilih karena anda menyisihkan banyak saingan untuk bisa mendapatkan satu kursi disini. Setelah itu, kalian akan memasuki masa krusial saudara, masih dalam proses belajar namun proses belajar yang akan menuntun kalian menjadi apa nantinya, yaitu masa proses pembelajaran di Perguruan Tinggi. "Ujar Dekan Faperta Unand".

Ananda semua,

Selama kurang lebih 4 tahun kedepan, ananda akan menimba ilmu di Fakultas Pertanian Unand yang kita cintai ini. Fakultas Pertanian Universitas Andalas merupakan Fakultas yang sudah banyak menghasilkan lulusan yang berkiprah baik di berbagai bidanh baik sebagai pegawai negeri, dosen di perguruan tinggi negeri dan swasta, perusahaan perkebunan, pengusaha di bidang pertanian, tokoh-tokoh baik di tingkat provinsi hingga nasional dan bahkan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Banyak juga kepala-kepala daerah yang berasal dari Alumni faperta Unanda dan Gubernur Sumatera Barat ini, Pak Mahyeldi Ahsharullah adalah Alumni kita, Faperta Unand. Jadi, menjadi bagian dari Fakultas Pertanian Unand ini merupakan suatu kebanggaan bagi kita semua. Selama ini mungkin ananda semua masih ada yang masih merasa minder kuliah di pertanian karena lulusan pertanian kurang dihargai di masyarakat sehingga ananda semua menjadikan pilihan terakhir ketika memilihi program studi. Daripada tidak kuliah, lebih baik menjadi mahasiswa fakultas pertanian. Mulai hari ini, hilangkan lah mindset tersebut karena anak-anak muda seperti ananda semua pemikirannya masih pendek, belum bisa berpikir jauh kedepannya. Memang di masyarakat, Kuliah dipertanian memang tidak sementereng kuliah di Fakultas Kedokteran, Keperawatan, Farmasi atau hukum.

Namun anggapan tersebut salah, ada satu hal yang kita semua lupa bahwa ”Kebutuhan dasar dari makhluk hidup terutama manusia adalah makanan”, "Ujar Dekan Faperta Universitas Andalas" sembari digemuruhi tepuk tangan meriah dari seluruh peserta PKKMB Faperta.

Padang 09 Juli 2024, Fakultas Pertanian Universitas Andalas menerima kunjungan dari Kementerian Pertanian Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Pusat dengan rangkaian kegiatan berupa "Sosialisasi & Bimbingan Teknis Standar Budidaya Tanaman Hias", dalam rangka penyebarluasan produk terstandar tanaman hias.

Pada kesempatan ini Dekan Fakultas Pertanian Universitas Andalas (Dr. Ir. Indra Dwipa, MS) memberikan sambutan hangat dan meriah serta turut serta langsung dalam agenda kegiatan BSIP hingga selesai. Kepala Pusat Standarisasi Instrumen Hortikultura Ibuk Husnain, SP, MP, Ph.D pada kesempatan ini digantikan oleh Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sumatera Barat Bapak Dr. Rustam, SP, M.Si yang mana keduanya merupakan Alumni Fakultas Pertanian Universitas Andalas.

Dalam kegiatan ini turut hadir Kepala Dinas Pertanian Prov. Sumatera Barat, Kepala Dinas Pertanian Solok, dan Tentunya narasumber ahli dalam bidang Tanaman Hias dari BSIP Pusat. Kegiatan ini berlangsung di Balai Sidang Prof. Jurnalis Kamil, M.Sc Fakultas Pertanian yang diikuti oleh segenap jajaran Dosen, Mahasiswa Sarjana dan Magister, dan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Andalas.

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Andalas mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan dan wisudawati Faperta Unand Program Sarjana, Magister dan Doktor pada wisuda  Fakultas Pertanian Universitas Andalas pada tanggal 15 Juni tahun 2024 ini.

Pada acara wisuda hari ini, jumlah wisudawan, wisudawati per prodi sebagai berikut :

  • 97 Orang dari program S1
  • 4 Orang dari program Magister S2
  • 3 orang dari program Doktor S3

Sehingga total yang diwisuda pada hari ini berjumlah 104 orang.

Untuk program Doktor S3, salah satu wisudawan berasal dari Vietnam. Ini merupakan kebanggaan kita juga karena Faperta Unand juga Go Internasional dan sudah banyak meluluskan mahasiswa asing.

Dalam sambutannya Dekan Fakultas Pertanian menyampaikan "suatu kebahagiaan tersendiri dari kami dari Fakultas Pertanian Universitas Andalas bisa bertemu secara langsung dengan Bapak/Ibu dan wisudawan/wisudawati Fakultas Pertanian Unand pada wisuda 3 tahun 2024 ini yang diselenggarakan pada akhir tahun ini. Bagi ananda wisudawan/wisudawati Setelah wisuda ini, perjuangan ananda baru saja dimulai untuk menatap kehidupan ananda kedepannya".

Sumatera Barat merupakan daerah yang disebut “paradise” oleh wisatawan mancanegara karena eloknya alam yang selalu memanjakan mata. Selain itu, paradise ini juga bisa dirasakan oleh masyarakat Sumatera Barat sendiri karena selain hanya indah, Sumbar juga memiliki dataran tinggi yang rendah yang memungkinkan semua jenis tanaman bisa tumbuh baik di ranah minang ini. Mungkin inilah yang dimaksud oleh “Koes Plus” dengan lagu “Kolam Susunya”. 

Ketika Bapak/Ibu yang berasal dari utara khususnya dari Padang Panjang arah ke utara  ketika datang ke Padang untuk menghadiri wisuda anak bapak/Ibu hari ini, mata Bapak/Ibu selalu pasti akan tertuju kearah Gunung Marapi yang selama 6 bulan terakhir menjadi pemberitaan karena erupsi dan belum berhenti hingga saat ini. Selain itu, Bapak/Ibu akan disuguhi oleh pemandangan hamparan lahan pertanian  yang hijau diantara gunung Marapi dan Singgalang. Hamparan lahan inilah yang menjadi penyangga kehidupan wilayah Sumatera Tengah dengan menyediakan komoditi hortukultura, ujar Dekan Fakultas Pertanian Unand.

Ketika kita bicara tentang gunung Marapi, maka mata kita tertuju pada  duka yang sedang dialami oleh ranah minang kita. Saat ini, Sumatera Barat masih dirundung duka. Duka ini dimulai 6 bulan yang lalu, dimulai ketika pada awal desember 2023 kemarin, gunung Marapi meletus, kemudian diiringi longsong dimana-mana yang sempat memutus jalur transportasi Sumbar-Riau, kemudian beberapa hari sebelum hari raya idul fitri, beberapa nagari disekitar gunung marapi dilanda Galodo atau air bah. Begitu juga di Pesisir Selatan dan sijunjung yang mengalami banjir yang mengakibatkan bannyak jalan utama yang mengubungkan antar provinsi putus.  Kemudian yang terakhir,  terjadi kembali Galodo yang melanda beberapa kabupaten seperti Agam dan Tanah Datar yang menelan banyak korban jiwa dan membuat jalan Padang-Bukittinggi putus dan belum bisa dilalui hingga saat ini.

Kondisi gunung marapi saat ini yang masih berstatus siaga membuat kegiatan masyarakat disekitar gunung ini dibatasi hingga radius waktu tertentu. Yang paling terdampak dari kejadian ini adalah petani yang berada dalam radius tersebut karena mereka tidak bisa bercocok tanam. Hal ini tentu berdampak terhadap ketersedian sayuran yang berada di pasar menurun sehingga membuat harga komoditi tersebut merangkak naik. Hal ini tidak terlepas dari luasnya lahan yang terdampak dari erupsi gunung marapi sehiangga kegiatan pertanian terhenti. Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, 3.144 ha lahan terdampak dari erupsi gunung marapi dengan rincian di Kabupaten Tanah Datar seluas 2.100 ha berupa lahan hortikultura, 988, 21 ha di Kabupaten Agam masih lahan hortikultura dan 55,92 ha di Kota Padang Panjang dengan lahan yang sama, yaitu hortikultura. Pasca erupsi gunung Marapi pada bulan Januari kemarin saja, harga sawi naik hingga 62%. Kemudian harga buncis sebesar 20 % dan wortel naik sebesar 20%. Belum lagi harga komoditi lainnya yang dibudidayakan disekitar gunung Marapi. Saat ini, Marapi masih belum menunjukkan kapan dia kan berhenti erupsi sehingga ini yang perlu kita waspadai agar kenaikan harga sayuran tidak semakin tinggi.

Karena banyaknya bencana yang terjadi di Sumatera Barat khusunya yang berdampak terhadap pertanian membuat kedepannya perlu suatu kurikulum tentang mitigasi bencana di program-program studi Fakultas Pertanian sehingga dampak bencana terhadap pertanian bisa diminimalisir. 

Karena yang paling terdampak dari suatu bencana adalah pertanian, bidang yang menyediakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk itu, saatnya kedepan, kita sebagai insan pertanian harus siap dengan resiko yang ditimbulkan akibat bencana sehingga kedepannya kita harus “Berdamai dengan bencana”.

Terakhir dalam sambutannya Dekan Fakultas Pertanian, berharap kepada semua wisudawan dan wisudawati agar setelah mendapatkan pekerjaan nanti bisa melapor kepada pihak Fakultas agar bisa didata untuk data di Fakultas Kita Fakultas dan Universitas. Selalu jaga nama baik Fakultas Pertanian Universitas Andalas dimanapun berada karena orang akan menilai almamater ananda, bukan diri ananda.

Perkenankan saya selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Andalas mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan dan wisudawati Faperta Unand Program Sarjana, Magister dan Doktor pada wisuda  Fakultas Pertanian Universitas Andalas pada tanggal 13 Januari tahun 2024 ini.

Pada acara wisuda hari ini, jumlah wisudawan, wisudawati per prodi sebagai berikut :

  •  4 Orang dari prodi Agroteknologi
  • 4 Orang dari Prodi Ilmu Tanah
  • 2 Orang dari Prodi Proteksi Tanaman
  • 12 Orang dari Prodi Agribisnis
  • 6 Orang dari Prodi Penyuluhan Pertanian
  • 4 Orang dari Prodi Agroekoteknologi Kampus 3 Dharmasraya

Sehingga total yang diwisuda pada hari ini berjumlah 40 orang.

Suatu kebahagiaan tersendiri dari kami dari Fakultas Pertanian Universitas Andalas bisa bertemu secara langsung dengan Bapak/Ibu dan wisudawan/wisudawati Fakultas Pertanian Unand pada wisuda 1 tahun 2024 ini yang diselenggarakan pada akhir tahun ini. Bagi ananda wisudawan/wisudawati Setelah wisuda ini, perjuangan ananda baru saja dimulai untuk menatap kehidupan ananda kedepannya. Tidak terasa kita sudah memasuki tahun 2024, tentunya dengan masuknya tahun baru ini, maka semangat kita pasti juga harus baru.  Semoga tahun 2024 ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya karena jika kita bias lebih baik dibandingkan tahun sebelmunya, maka kita kita adalah orang yang beruntung. Sebaliknya, jika kita lebih buruk dibandingkan tahun kemarin, maka kita adalah orang yang merugi.

Bidang pertanian merupakan bidang yang yang selalu memiliki tantangan kedepannya. Tantannya tidak main-main yaitu bagaimana pertanian bisa tetap menyuplai kebutuhan akan pangan penduduk dunia. Saat ini, jumlah penduduk dunia sudah mendekat 8 miliar dan penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 2023 sudah mencapai 278 juta jiwa. Ini merupakan tantangan bagi kita semua karena penduduk Indonesia akan terus bertambah dan lahan akan semakin selalu berkurang akibat pertumbuhan pemukiman.

Selain, itu kondisi iklim global juga menjadi perhatian serius bagi ilmuwan diseluruh dunia karena pada tahun 2023, kita tidak lagi mengalamai “Global Warming” atau pemanasan global, tetapi kita sudah masuk ke era “Global Boiling” atau pendidihan global dimana suhu di permukaan bumi sudah meningkat. Ini akan berdampak pada ketersediaan pangan kita terutama Negara kita, Indonesia.

Perubahan iklim dan krisis pangan global diyakini masih menjadi ancaman serius di tahun 2024. Saat kita kita juga mengalami banjir dimana-mana akibat curah hujan yang tinggi, baik kita di Kota Padang atau Sumatera Barat secara umum, Riau dan beberapa wilayah Indonesia lainnya. Memang pada tahun 2023 hingga awal 2024 ini merupakan hari-hari yang berat bagi kita warga Sumatera Barat karena Gunung Marapi masih mengeluarkan awan panas dan bahkan beberapa hari yang lalu status gunung Marapi sudah dinaikkan menjadi Siaga artinya tidak boleh ada kegiatan di radius 5 km dari puncak Marapi. Kita tahu bahwa di lereng gunung Marapi merupakan sentra tanaman pangan seperti tanaman sayuran yang berperan penting dalam menyangga kebutuhan masyarajat Sumbar dan sekitarnya. Dengan adanya larangan ini maka, kegiatan pertanian yang berada di radius ini juga berhenti sehingga sedikit banyaknya akan berdampak terhadap rantai pasok sayuran di Sumbar.

Saya tidak bosan-bosannya selalu mengingkatkan di acara wisuda bahwa salah satu tuntutan dalam dunia yang terdigitalisasi saat ini adalah lulusan yang bisa mengaplikasikan teknologi digital atau IT dan bahasa inggris karena kedua soft skill ini penting untuk menjawab tantangan lulusan yang berdaya saing global kedepannya. Selalu ingat bahwa, kita sebagai bagian dari keluarga Fakultas Pertanian Universitas Andalas harus selalu berkontribusi dalam pembangunan nasional sesuai dengan slogan Kampus kita yaitu “Untuk Kedjajaan Bangsa”.